Rudal
pertahanan anti-udara VL Mica MBDA
Jakarta -
Menarik untuk dicermati kehadiran KRI Bung Tomo class dengan senjata yang
diusungnya, diantaranya adalah rudal exocet MM 40 blok II dan rudal MBDA Mica.
Rudal exocet merupakan salah satu rudal yang cukup legendaris dan terbukti
battle proven. Beruntung kita memilikinya.
Dengan
diadopsinya rudal VL Mica pada KRI Bung Tomo class, merupakan era baru SAM tipe
VLS pada jajaran KRI kita, mengingat selama ini KRI kita dipertahankan dengan
SAM tipe manual.
Seperti
kita ketahui duel laut yang terjadi dalam konflik besar dunia mulai dari Perang
Dunia sampai Perang Malvinas, Perang Teluk, dan lain-lain, tidak melulu
melibatkan duel antar kapal perang, atau antar kapal perang dengan kapal selam
saja, tapi juga melibatkan peran udara.
Seperti
dalam Perang Malvinas, serangan Argentina terhadap Inggris didominasi dengan
Pesawat tempur. Kala itu Argentina cukup sukses menenggelamkan beberapa kapal
Inggris dengan pesawat tempurnya menggunakan rudal AM 39 Exocet.
Bagaimana
kondisi KRI kita, seperti telah banyak diulas, memang kondisi KRI kita cukup
miris dalam hal arsenal pertahanan udara. Dari 140-an KRI kita, saat ini
perlindungan SAM tercanggih dimiliki oleh KRI Diponegoro class dengan SAM
Mistral dengan jangkauan 5-6 km, hanya efektif untuk menghancurkn helikopter.
Cukup
mnggembirakn dengan hadirnya SAM Mica, dengan tipe VLS-nya yang artinya
memberikan perlindungan udara hingga 360 derajat dan jangkauan lebih jauh yaitu
25 km.
Meskipun
sebenarnya adopsi SAM tipe VLS pada KRI kita cukup terlambat dibanding tetangga
jiran kita Malaysia dan Singapura. Bahkan SaM VLS yang dimiliki Kapal Perang
Singapura tipe Formidable lebih inferior dengan jangkauan 60 km.
Dari
penjabaran tersebut, jika Kapal perang kita melayani duel kapal perang tentu
masih bisa dijawab dengan Yakhont kita. Dengan jangkauan hingga 300 km,
menjadikan angkatan laut kita mnjadi paling inferior di kawasan Asia Tenggara.
Tapi
bila skenario perang yang terjadi harus melawan pesawat tempur yang menggotong
rudal anti kapal jarak jauh dan dalam kondisi tanpa perlindungan Angkatan
Udara, maka Kapal perang kita bisa menjadi bulan-bulanan. Apalgi banyak kapal
perang kita tanpa perlindungan CIWS (close-in weapon system) yang merupakan
tameng udara terakhir pada Kapal Perang.
Rheinmetall
Millenium 35mm CIWS
Dengan
muntahan peluru hingga 5000 butir/menit dan jangkauan maksimal hingga 8 km,
CIWS cukup bisa diandalkan melawan rudal yang mendekat. Bahkan Rusia pun
memasang hingga 4 CIWS pada frigate mereka. Tapi kalau yang dihadapi adalah
rudal anti kapal canggih dengan kecepatan supersonic seperti Yakhont atau
Brahmos, alamat mati tanpa bisa mengelak, karena rudal canggih sekelas Brahmos
atau Yakhont diketahui mmiliki lintasan yang unik dan rumit sehingga sulit
untuk ditangkal. Apalagi rencana akuisisi rudal brahmos tipe peluncuran udara
pada Sukhoi Malaysia merupakann ancaman yang nyata pada Angkatan Laut kita.
Maka
penting untuk kedaulatan NKRI perlu mnghadirkan arsenal terbaik. Mengingat
geopolitik kawasan yang semakin hangat.
‘Jalesveva Jayamahe’, ‘Di Lautan Kita
Jaya’.
Salam.
(by: Runo_art) (JKGR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar