Label

Rabu, 28 Mei 2014

Skenario Latihan Gabungan TNI 2014


TNI akan mengadakan Latihan Gabungan 2014, yang melibatkan 3 matra: TNI AD, AL dan AU di kawasan Asembagus, Jawa Timur, kawasan Samudera Hindia bagian selatan dan Bali dengan kekuatan 15.108 personel TNI, terdiri dari 1.172 personel latihan posko dan 13.936 personel latihan lapangan.

Latgab dilaksanakan dua tahap yakni pada 19 Mei-24 Mei 2014 lalu, untuk Geladi Posko, dan 1 Juni-5 Juni 2014 untuk Geladi Lapangan di wilayah Selatan Sumatera dan Jawa.
Arsenal yang dikerahkan dari ketiga matra TNI, antara lain: 49 kendaraan tempur (satu tank recconaissance, 18 tank Scorpion, enam tank Stormer APC, dua tank Stormer Commando, dua panser Saladin, dua panser Saracen angkut personel, dua panser Ferret intai, 12 panser Anoa angkut personel.

Selain itu, juga melibatkan satu panser Anoa Komando, satu panser AMB, satu panser recconaissance dan satu AVLB. 24 helikopter (empat Mil Mi-35P, empat Mil Mi-17V5, empat BO-105, 10 Bell-412, dia Bell-205A-1 dengan peluncur roket, dan kanon 30 milimeter).
30 senjata berat artileri dan enam set PRS 77 dari Korps Zeni (18 meriam 105 KH 178, empat meriam 155 KH 179, dua meriam 76/GN dan enam meriam Giant Bow 23 MM).

Dari TNI AL sebanyak 32 kapal perang yaitu satu kapal selam, enam perahu karet, dua kapal BTD, enam kapal PKR, tiga kapal KCR, satu kapal KCT, satu kapal LPD, tiga kapal ATF, lima kapal AT, satu BR, dan satu kapal PR.


Untuk mendaratkan pasukan, Korps Marinir TNI AL mengerahkan 29 tank BMP3F, 10 LVT 7, 36 BTR 50P dan enam kapal pendarat. Artileri medan Korps Marinir TNI AL juga mengerahkan delapan meriam lapangan Howitzer 120 milimeter dan delapan kendaraan peluncur roket RM 70 Grad.

Dari TNI AU, 40 pesawat tempur diterbangkan, yaitu 32 pesawat angkut (16 C-130B/H Hercules, empat Boeing B-737-200/300 Surveillance, tiga Fokker F-28 Fellowship, empat C-295, dua CN-235, tiga CASA-212 Aviocar.


Masih diperkuat 11 helikopter berbagai tipe (NAS-332 Super Puma, AS-330 Puma, EC-120 Colibri), dan sebagai penggentar utama barisan delapan Sukhoi Su-27/30 MKI Flankers, enam F-16 Fighting Falcon, 10 Hawk 100/200, dua F-5E/F Tiger II, 12 T-50 Golden Eagle, dua EMB-314 Super Tucano.



Skenario Latgab 2014

Skenario dari latihan ini adalah menghadapi serangan negara yang hendak merebut Indonesia. “Kita gambarkan jauh sebelumnya, ada negara musang. Karena negara tersebut kekurangan sumber energi maka mereka berniat melakukan invasi ke negara kita,” ujar Dirlatgab TNI, Letjen Lodewijk F Paulus, saat meninjau kesiapan pasukan TNI AL di Koarmatim, Surabaya, Jawa Timur, (28/5/2014).

Diskenariokan ada kekuatan asing dari negara Musang yang mencoba merebut sebagian wilayah Indonesia. Mereka berpangkalan di Pulau Paju, sebelah barat Bengkulu. Mereka juga mengerahkan kekuatan laut dan udara yang merencanakan menyerang Indonesia melalui dua poros besar, yakni Sumatera dan Pulau Jawa. Negara musuh tersebut diasumsikan mengawali invasi dari Sumatera hingga Jawa. “Kemudian di Pulau Jawa mereka diasumsikan mengirim satu divisi plus,” katanya.

TNI menyerang musuh yang masih berada di negaranya dan dihancurkan melalui pre-emptive strike dengan operasi militer, informasi dan operasi intelejen strategis. “Apabila gagal di negara musuh, ketika mereka dalam perjalanan, kita laksanakan operasi laut gabungan,” kata Letjen Lodewijk.

Kemudian musuh diskenariokan terdeteksi mendekati pantai. Oleh karena itu pertahanan pantai diperkuat. Setelah musuh mendarat maka dilakukan operasi darat gabungan.



Setelah diasumsikan unsur laut dan unsur udara mampu menghancurkan musuh yang mendekati Indonesia, kemudian ada musuh satu brigade plus, yang ternyata melaksanakan operasi penipuan. Mereka mendarat di Banyuwangi. “Maka dari itu Panglima TNI memerintahkan Pangkogab untuk segera menyusun suatu kampanye militer”. 

Latihan Gabungan 2014 dilakukan dengan berbagai skenario untuk menguji doktrin perang yang tegas dikatakan bersifat pre-emptive, di tiga mandala latihan, berakhir pada perebutan Pantai Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Di pantai dengan kombinasi medan latihan bisa dibilang lengkap itu, akan digelar operasi pendaratan amfibi Korps Marinir TNI AL lengkap dengan bantuan tembakan pantai dan operasi perang administrasi.
Kesiapan Koarmatim

Menyambut Latgab TNI pada 1-5 Juni mendatang, Komando Armada Timur (Koarmatim) menyiapkan: kendaraan amfibi, kapal tempur dan KRI. Unsur laut terbagi dalam 3 komando tugas yakni Komando Tugas Laut Gabungan (Kogaslagab), Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib) dan Komando Tugas Pendaratan Administrasi (Kogasgabratmin).


Kogaslagab berisi kapal-kapal kombatan jenis perusak kawal rudal seperti KRI Ahmad Yani dan KRI Yos Sudarso. Sedangkan Kogasgabfib berisi kapal jenis landing platform dock seperti KRI Makassar, KRI Surabaya dan KRI Kerapu. Sementara Kogasgabratmin berisi kapal jenis landing ship tank seperti KRI Teluk Sampit, KRI Teluk Mandar dan KRI Teluk Penyu. Dari unsur laut total ada 33 KRI, 76 kendaraan tempur dan 8 pesawat.



Alutsista yang digunakan pasukan ini sebagian berumur tua. Tak sedikit peralatan seperti senjata hingga tank amfibi buatan tahun 1960-an. Namun meski sudah tua, menurut Letjen Lodewijk, alutsista ini masih layak digunakan. Sebagian peralatan tempur angkatan laut, sudah diupgrade dengan teknologi baru dalam kemampuan menangkis serangan, radar dan GPS.
Adapun salah satu alutsista terbaru adalah tank BMP 3F yang didatangkan dari Rusia tahun 2010. BMp 3F, berkapasitas 9 penumpang dan 3 awak, bisa melakukan tembakan otomatis.
Alutsista yang modern lainnya, KRI Sultan Hasanuddin yang telah dilengkapi radar 3 dimensi yang bisa langsung berkoordinasi dengan armada di udara. “Kapal ini juga ada sistem link ke kapal lain sehingga bisa transfer data”, ujar Danguspurla Koarmatim Laksamana Pertama Aan Kurnia. kapal ini juga dilengkapi tanker anti rudal. Sehingga jika kapal diserang oleh musuh, bagian ruang informasi pusat tempur akan tetap aman. Ruangan tersebut juga dilengkapi GPS jumper.
Kesiapan TNI AU dan AD
Selain meninjau helikopter di Lapangan Udara TNI Ahmad Yani Semarang, Dirlatgab TNI Letjen Lodewijk F Paulus juga memeriksa kesiapan pesawat tempur di Lapangan Udara Iswahjudi, Madiun Jawa Timur. Sebanyak 33 pesawat tempur digelar dalam apel persiapan latgab, antara lain Sukhoi, F-16, F-5 Tiger dan pesawat hawk. Keempat jenis pesawat ini mempunyai kemampuan dan keunggulan yang berbeda-beda. Pesawat Sukhoi mampu menangkis serangan dari berbagai zona.



Inspeksi Persiapan Latgan 2014 oleh Dirlatgab TNI, Letjen Lodewijk F Paulus (photo: Aditya Pradana Putra/Republika)

Selain pesawat tempur, TNI AU juga akan mengerahkan berbagai jenis pesawat lainnya, seperti: Hercules Skadron Udara 31, Hercules Skadron Udara 32, Casa Skadron Udara 4, Super Tucano Skadron udara 21, Foker 28, Heli Super Puma dan Helikopter Colibri.
Letjen Lodewijk mengimbau agar pasukan terus berlatih menjelang latgab dan meminta mereka memanfaatkan alutsista yang ada semaksimal mungkin.

“Paradigma ancaman telah sangat jelas. TNI dituntut untuk kampanye militer,” ujar Letjen Lodewijk di Lanud Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur,(27/5/2014).
Kampanye militer kini menjadi paradigma baru di kalangan TNI dan baru disahkan pada tahun 2013. Di pertengahan 2014, kampanye militer itu langsung diuji coba. “Sejauh mana validitas doktrin itu dihadapkan pada operasi gabungan. Itu yang coba kita kejar pada latgab tahun ini,” ujar Dirlatgab TNI Letjen Lodewijk F Paulus.

Jumlah personel TNI AD dalam Gelar Kesiapan Latgab di Malang Jawa Timur diwakili 1.600 prajurit TNI AD dan 400 prajurit Angkatan Udara.
Inspeksi ini juga memberi kesempatan bagi prajurit untuk menyampaikan persoalan yang dihadapi di lapangan. Pasukan mengaku telah beberapa kali latihan menembak dan terjun payung. “Kendalanya saat menembak ada yang macet, tidak meledak waktu tolak balik,” ucap seorang prajurit. Ia mengaku telah 50 kali mencoba menembak. Mayoritas lolos, namun 3 diantaranya gagal dan tidak meledak.

Letjen Lodewijk juga menanyakan kesiapan pasukan regu penerbang. Sejauh ini mereka mengaku tak merasa ada kendala yang serius. “Cedera yang cukup berarti adalah cedera engkel. Untuk alat dan kesiapan pasukan aman,” ujar salah seorang pasukan penerbang TNI AD.


Mereka mengaku terakhir kali melakukan latihan pada bulan lalu di daerah Grato, Jungar, Jawa Timur di mana area tersebut merupakan perbukitan dengan tanah gembur. “Untuk latihan di lahan tebu terakhir kami lakukan tahun lalu,” ujar seorang prajurit.

Direktur Latihan Gabungan (Dirlatgab) TNI, Letjen TNI Lodewijk F Paulus mengatakan, ada lima aspek sasaran yang ingin dicapai dalam latihan gabungan ini.

1. Aspek Strategis, sebagai upaya untuk mewujudkan penangkalan terhadap potensi- potensi ancaman militer. “Artinya, jika TNI siap siapapun yang hendak mengganggu negara Indonesia tidak akan berani,” ujar Letjen Lodewijk di sela inspeksi terhadap kesiapan Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad), di Lanumad Ahmad Yani, Semarang, Selasa (27/5). Tak berhenti pada latihan untuk memperkuat aspek penangkalan, lanjutnya, apabila ada ancaman militer maka TNI juga akan siap menindak.

2. Aspek Operasional. Tujuh hari lalu telah dilewati latihan posko. Dalam latihan posko ini ada 14 langkah atas proses pengambilan keputusan militer. Langkah yang ke-12 sudah kita lewati, yaitu tactical floor game (TFG) dan sekarang akan memasuki tahap uji lapangan, dengan latihan gabungan (latgab).

3. Aspek Taktik. teknis dan prosedur. Yakni untuk menguji sejauh mana kemampuan prajurit untuk mengaplikasikan taktik- taktik yang telah dikuasai. Termasuk teknik dan prosedur-prosedur dalam operasi gabungan, yang melibatkan unsur darat, laut dan udara tersebut.

4. Aspek Psikologi. Selain ingin mewujudkan interoperability antar prajurit, Latgab juga akan mengikat prajurit secara emosional. “Ada semangat di situ serta daya juang prajurit dalam perang,” tegas Letjen Lodewijk.

5. Aspek Kajian, yang sangat penting untuk penelitian serta pengembangan (litbang) TNI.



Panglima Jenderal Moeldoko didampingi KSAU Marsekal
Ida Bagus Putu Dunia , KSAL Laksamana Marsetio serta Pangkostrad Letjen Gatot Nurmantyo meninjau kesiapan prajurit jelang Latihan Gabungan di Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta, 25/5/2014. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

Latgab TNI 2014 ini bakal menjadi pengujian atas doktrin kampanye militer, yang baru disahkan tahun 2013. Khususnya sejauh mana validitas dari doktrin itu di hadapkan pada operasi gabungan, yakni dengan kampanye militer yang diasumsikan tidak dipersiapkan. “Artinya tidak dipersiapkan, kita butuh waktu lama untuk melaksanakan bagaimana prosedur- prosedur kesiapan, termasuk pengembangan alutsista, taktik dan teknik yang lain,”.

Latihan ini merupakan salah satu sarana memelihara sinergitas dua angkatan atau lebih dalam taktis dan teknis dan uji doktrin, dan tingkatkan daya tempur satuan dan ciptakan daya gentar dari ancaman.

Direktur latihan gabungan dijabat Komandan Komando Pendidikan TNI AD, Letnan Jenderal TNI Lodewijk Paulus. Sedangkan Panglima Kostrad Letnan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, menjadi Panglima Komando Gabungan TNI.

Dia didukung Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada Indonesia di Kawasan Timur TNI AL, Laksamana Pertama TNI Arie Soedewo, selaku panglima Komando Satuan Tugas Laut Gabungan, Laksamana Pertama TNI Pramono Hadi sebagai panglima Komando Satuan Tugas Gabungan Amfibi, dan Marsekal Pertama TNI Dedy Nitakomara selaku panglima Komando Satuan Tugas Udara Gabungan.

Kemudian, Brigadir Jenderal TNI M Herindra (wakil Komandan Kopassus TNI AD) selaku panglima Komando Satuan Tugas Gabungan Pasukan Khusus, Brigadir Jenderal TNI (Marinir) Siswoyo Santoso (komandan Pasukan Marinir 1 TNI AL) selaku komandan Pasukan Pendarat, Letnan Kolonel Infantri Christian Tuheteru (komandan Brigade Infantri L 17/K) selaku panglima Komando Satuan Tugas Gabungan Lintas Udara.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, TNI akan muntahkan semua amunisi yang mereka miliki.” Ada beberapa tujuan yang ingin diraih, mulai dari peningkatan profesionalitas personel, satuan, hingga efek politis penggentar,” ujar Jenderal Moeldoko.
Mengingat sifatnya yang sudah dinyatakan secara terbuka sebagai pre-emptive strike kepada kekuatan agresor, maka pemusnahan kekuatan agresor sejak jauh dari wilayah darat Indonesia sangat menjadi andalan.

“Peluru kendali Yakhont akan diluncurkan dari kapal perang, jarak jangkauannya sampai 300 kilometer dari titik peluncuran, itu sebagai misal,” ujar Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, yang turut menyaksikan pembukaan Latihan Gabungan 2014 Markas Besar TNI itu.
Satu lagi yang baru namun tidak mungkin bisa diikuti mata telanjang adalah dog fight antara pesawat tempur TNI AU dengan pesawat tempur agresor dari negara Musang itu. 

Diskenariokan dalam latihan itu, dog fight terjadi di selatan Pulau Jawa, dekat batas terluar zone ekonomi eksklusif Indonesia.

“Peluru kendali yang baru kami miliki untuk Sukhoi Su-27/30 MKI akan kami ujicoba. Ini pertama kalinya diujicoba dalam latihan skala besar seperti ini,” kata Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI IB Putu Dunia.


 (sumber: simomot.com dan detik.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar