TNI akan mengadakan Latihan Gabungan 2014, yang
melibatkan 3 matra: TNI AD, AL dan AU di kawasan Asembagus, Jawa Timur, kawasan
Samudera Hindia bagian selatan dan Bali dengan kekuatan 15.108 personel TNI,
terdiri dari 1.172 personel latihan posko dan 13.936 personel latihan lapangan.
Latgab dilaksanakan dua tahap yakni pada 19 Mei-24 Mei
2014 lalu, untuk Geladi Posko, dan 1 Juni-5 Juni 2014 untuk Geladi Lapangan di
wilayah Selatan Sumatera dan Jawa.
Arsenal yang dikerahkan dari ketiga matra TNI, antara
lain: 49 kendaraan tempur (satu tank recconaissance, 18 tank Scorpion, enam
tank Stormer APC, dua tank Stormer Commando, dua panser Saladin, dua panser
Saracen angkut personel, dua panser Ferret intai, 12 panser Anoa angkut
personel.
Selain itu, juga melibatkan satu panser Anoa Komando,
satu panser AMB, satu panser recconaissance dan satu AVLB. 24 helikopter (empat
Mil Mi-35P, empat Mil Mi-17V5, empat BO-105, 10 Bell-412, dia Bell-205A-1
dengan peluncur roket, dan kanon 30 milimeter).
30 senjata berat artileri dan enam set PRS 77 dari Korps
Zeni (18 meriam 105 KH 178, empat meriam 155 KH 179, dua meriam 76/GN dan enam
meriam Giant Bow 23 MM).
Dari TNI AL sebanyak 32 kapal perang yaitu satu kapal
selam, enam perahu karet, dua kapal BTD, enam kapal PKR, tiga kapal KCR, satu
kapal KCT, satu kapal LPD, tiga kapal ATF, lima kapal AT, satu BR, dan satu
kapal PR.
Untuk mendaratkan pasukan, Korps Marinir TNI AL
mengerahkan 29 tank BMP3F, 10 LVT 7, 36 BTR 50P dan enam kapal pendarat.
Artileri medan Korps Marinir TNI AL juga mengerahkan delapan meriam lapangan
Howitzer 120 milimeter dan delapan kendaraan peluncur roket RM 70 Grad.
Dari TNI AU, 40 pesawat tempur diterbangkan, yaitu 32
pesawat angkut (16 C-130B/H Hercules, empat Boeing B-737-200/300 Surveillance,
tiga Fokker F-28 Fellowship, empat C-295, dua CN-235, tiga CASA-212 Aviocar.
Masih diperkuat 11 helikopter berbagai tipe (NAS-332
Super Puma, AS-330 Puma, EC-120 Colibri), dan sebagai penggentar utama barisan
delapan Sukhoi Su-27/30 MKI Flankers, enam F-16 Fighting Falcon, 10 Hawk
100/200, dua F-5E/F Tiger II, 12 T-50 Golden Eagle, dua EMB-314 Super Tucano.
Skenario Latgab 2014
Skenario dari latihan ini adalah menghadapi serangan negara yang hendak merebut Indonesia. “Kita gambarkan jauh sebelumnya, ada negara musang. Karena negara tersebut kekurangan sumber energi maka mereka berniat melakukan invasi ke negara kita,” ujar Dirlatgab TNI, Letjen Lodewijk F Paulus, saat meninjau kesiapan pasukan TNI AL di Koarmatim, Surabaya, Jawa Timur, (28/5/2014).
Diskenariokan ada kekuatan asing dari negara Musang yang
mencoba merebut sebagian wilayah Indonesia. Mereka berpangkalan di Pulau Paju,
sebelah barat Bengkulu. Mereka juga mengerahkan kekuatan laut dan udara yang
merencanakan menyerang Indonesia melalui dua poros besar, yakni Sumatera dan
Pulau Jawa. Negara musuh tersebut diasumsikan mengawali invasi dari Sumatera
hingga Jawa. “Kemudian di Pulau Jawa mereka diasumsikan mengirim satu divisi
plus,” katanya.
TNI menyerang musuh yang masih berada di negaranya dan
dihancurkan melalui pre-emptive strike dengan operasi militer, informasi dan
operasi intelejen strategis. “Apabila gagal di negara musuh, ketika mereka
dalam perjalanan, kita laksanakan operasi laut gabungan,” kata Letjen Lodewijk.
Kemudian musuh diskenariokan terdeteksi mendekati pantai.
Oleh karena itu pertahanan pantai diperkuat. Setelah musuh mendarat maka
dilakukan operasi darat gabungan.
Setelah diasumsikan unsur laut dan unsur udara mampu
menghancurkan musuh yang mendekati Indonesia, kemudian ada musuh satu brigade
plus, yang ternyata melaksanakan operasi penipuan. Mereka mendarat di
Banyuwangi. “Maka dari itu Panglima TNI memerintahkan Pangkogab untuk segera
menyusun suatu kampanye militer”.
Latihan Gabungan 2014 dilakukan dengan berbagai skenario
untuk menguji doktrin perang yang tegas dikatakan bersifat pre-emptive, di tiga
mandala latihan, berakhir pada perebutan Pantai Asembagus, Kabupaten Situbondo,
Jawa Timur. Di pantai dengan kombinasi medan latihan bisa dibilang lengkap itu,
akan digelar operasi pendaratan amfibi Korps Marinir TNI AL lengkap dengan
bantuan tembakan pantai dan operasi perang administrasi.
Kesiapan Koarmatim
Menyambut Latgab TNI pada 1-5 Juni mendatang, Komando Armada Timur (Koarmatim) menyiapkan: kendaraan amfibi, kapal tempur dan KRI. Unsur laut terbagi dalam 3 komando tugas yakni Komando Tugas Laut Gabungan (Kogaslagab), Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib) dan Komando Tugas Pendaratan Administrasi (Kogasgabratmin).
Kogaslagab berisi kapal-kapal kombatan jenis perusak
kawal rudal seperti KRI Ahmad Yani dan KRI Yos Sudarso. Sedangkan Kogasgabfib
berisi kapal jenis landing platform dock seperti KRI Makassar, KRI Surabaya dan
KRI Kerapu. Sementara Kogasgabratmin berisi kapal jenis landing ship tank
seperti KRI Teluk Sampit, KRI Teluk Mandar dan KRI Teluk Penyu. Dari unsur laut
total ada 33 KRI, 76 kendaraan tempur dan 8 pesawat.
Alutsista yang digunakan pasukan ini sebagian berumur
tua. Tak sedikit peralatan seperti senjata hingga tank amfibi buatan tahun
1960-an. Namun meski sudah tua, menurut Letjen Lodewijk, alutsista ini masih
layak digunakan. Sebagian peralatan tempur angkatan laut, sudah diupgrade
dengan teknologi baru dalam kemampuan menangkis serangan, radar dan GPS.
Adapun salah satu alutsista terbaru adalah tank BMP 3F
yang didatangkan dari Rusia tahun 2010. BMp 3F, berkapasitas 9 penumpang dan 3
awak, bisa melakukan tembakan otomatis.
Alutsista yang modern lainnya, KRI Sultan Hasanuddin yang
telah dilengkapi radar 3 dimensi yang bisa langsung berkoordinasi dengan armada
di udara. “Kapal ini juga ada sistem link ke kapal lain sehingga bisa transfer
data”, ujar Danguspurla Koarmatim Laksamana Pertama Aan Kurnia. kapal ini juga
dilengkapi tanker anti rudal. Sehingga jika kapal diserang oleh musuh, bagian
ruang informasi pusat tempur akan tetap aman. Ruangan tersebut juga dilengkapi
GPS jumper.
Kesiapan TNI AU dan AD
Selain meninjau helikopter di Lapangan Udara TNI Ahmad Yani Semarang, Dirlatgab TNI Letjen Lodewijk F Paulus juga memeriksa kesiapan pesawat tempur di Lapangan Udara Iswahjudi, Madiun Jawa Timur. Sebanyak 33 pesawat tempur digelar dalam apel persiapan latgab, antara lain Sukhoi, F-16, F-5 Tiger dan pesawat hawk. Keempat jenis pesawat ini mempunyai kemampuan dan keunggulan yang berbeda-beda. Pesawat Sukhoi mampu menangkis serangan dari berbagai zona.
Selain meninjau helikopter di Lapangan Udara TNI Ahmad Yani Semarang, Dirlatgab TNI Letjen Lodewijk F Paulus juga memeriksa kesiapan pesawat tempur di Lapangan Udara Iswahjudi, Madiun Jawa Timur. Sebanyak 33 pesawat tempur digelar dalam apel persiapan latgab, antara lain Sukhoi, F-16, F-5 Tiger dan pesawat hawk. Keempat jenis pesawat ini mempunyai kemampuan dan keunggulan yang berbeda-beda. Pesawat Sukhoi mampu menangkis serangan dari berbagai zona.
Inspeksi Persiapan Latgan 2014 oleh Dirlatgab TNI, Letjen
Lodewijk F Paulus (photo: Aditya Pradana Putra/Republika)
Selain pesawat tempur, TNI AU juga akan mengerahkan
berbagai jenis pesawat lainnya, seperti: Hercules Skadron Udara 31, Hercules
Skadron Udara 32, Casa Skadron Udara 4, Super Tucano Skadron udara 21, Foker
28, Heli Super Puma dan Helikopter Colibri.
Letjen Lodewijk mengimbau agar pasukan terus berlatih
menjelang latgab dan meminta mereka memanfaatkan alutsista yang ada semaksimal
mungkin.
“Paradigma ancaman telah sangat jelas. TNI dituntut untuk
kampanye militer,” ujar Letjen Lodewijk di Lanud Iswahjudi, Madiun, Jawa
Timur,(27/5/2014).
Kampanye militer kini menjadi paradigma baru di kalangan
TNI dan baru disahkan pada tahun 2013. Di pertengahan 2014, kampanye militer
itu langsung diuji coba. “Sejauh mana validitas doktrin itu dihadapkan pada
operasi gabungan. Itu yang coba kita kejar pada latgab tahun ini,” ujar
Dirlatgab TNI Letjen Lodewijk F Paulus.
Jumlah personel TNI AD dalam Gelar Kesiapan Latgab di
Malang Jawa Timur diwakili 1.600 prajurit TNI AD dan 400 prajurit Angkatan
Udara.
Inspeksi ini juga memberi kesempatan bagi prajurit untuk
menyampaikan persoalan yang dihadapi di lapangan. Pasukan mengaku telah
beberapa kali latihan menembak dan terjun payung. “Kendalanya saat menembak ada
yang macet, tidak meledak waktu tolak balik,” ucap seorang prajurit. Ia mengaku
telah 50 kali mencoba menembak. Mayoritas lolos, namun 3 diantaranya gagal dan
tidak meledak.
Letjen Lodewijk juga menanyakan kesiapan pasukan regu
penerbang. Sejauh ini mereka mengaku tak merasa ada kendala yang serius. “Cedera
yang cukup berarti adalah cedera engkel. Untuk alat dan kesiapan pasukan aman,”
ujar salah seorang pasukan penerbang TNI AD.
Mereka mengaku terakhir kali melakukan latihan pada bulan
lalu di daerah Grato, Jungar, Jawa Timur di mana area tersebut merupakan
perbukitan dengan tanah gembur. “Untuk latihan di lahan tebu terakhir kami
lakukan tahun lalu,” ujar seorang prajurit.
Direktur Latihan Gabungan (Dirlatgab) TNI, Letjen TNI
Lodewijk F Paulus mengatakan, ada lima aspek sasaran yang ingin dicapai dalam
latihan gabungan ini.
1. Aspek Strategis, sebagai upaya untuk mewujudkan
penangkalan terhadap potensi- potensi ancaman militer. “Artinya, jika TNI siap
siapapun yang hendak mengganggu negara Indonesia tidak akan berani,” ujar
Letjen Lodewijk di sela inspeksi terhadap kesiapan Penerbangan Angkatan Darat
(Penerbad), di Lanumad Ahmad Yani, Semarang, Selasa (27/5). Tak berhenti pada
latihan untuk memperkuat aspek penangkalan, lanjutnya, apabila ada ancaman
militer maka TNI juga akan siap menindak.
2. Aspek Operasional. Tujuh hari lalu telah dilewati
latihan posko. Dalam latihan posko ini ada 14 langkah atas proses pengambilan
keputusan militer. Langkah yang ke-12 sudah kita lewati, yaitu tactical floor
game (TFG) dan sekarang akan memasuki tahap uji lapangan, dengan latihan
gabungan (latgab).
3. Aspek Taktik. teknis dan prosedur. Yakni untuk menguji
sejauh mana kemampuan prajurit untuk mengaplikasikan taktik- taktik yang telah
dikuasai. Termasuk teknik dan prosedur-prosedur dalam operasi gabungan, yang
melibatkan unsur darat, laut dan udara tersebut.
4. Aspek Psikologi. Selain ingin mewujudkan
interoperability antar prajurit, Latgab juga akan mengikat prajurit secara
emosional. “Ada semangat di situ serta daya juang prajurit dalam perang,” tegas
Letjen Lodewijk.
5. Aspek Kajian, yang sangat penting untuk penelitian
serta pengembangan (litbang) TNI.
Panglima Jenderal Moeldoko didampingi KSAU Marsekal
Ida Bagus Putu Dunia , KSAL Laksamana Marsetio serta Pangkostrad Letjen Gatot Nurmantyo meninjau kesiapan prajurit jelang Latihan Gabungan di Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta, 25/5/2014. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Ida Bagus Putu Dunia , KSAL Laksamana Marsetio serta Pangkostrad Letjen Gatot Nurmantyo meninjau kesiapan prajurit jelang Latihan Gabungan di Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta, 25/5/2014. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Latgab TNI 2014 ini bakal menjadi pengujian atas doktrin
kampanye militer, yang baru disahkan tahun 2013. Khususnya sejauh mana
validitas dari doktrin itu di hadapkan pada operasi gabungan, yakni dengan
kampanye militer yang diasumsikan tidak dipersiapkan. “Artinya tidak
dipersiapkan, kita butuh waktu lama untuk melaksanakan bagaimana prosedur-
prosedur kesiapan, termasuk pengembangan alutsista, taktik dan teknik yang
lain,”.
Latihan ini merupakan salah satu sarana memelihara
sinergitas dua angkatan atau lebih dalam taktis dan teknis dan uji doktrin, dan
tingkatkan daya tempur satuan dan ciptakan daya gentar dari ancaman.
Direktur latihan gabungan dijabat Komandan Komando
Pendidikan TNI AD, Letnan Jenderal TNI Lodewijk Paulus. Sedangkan Panglima
Kostrad Letnan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, menjadi Panglima Komando Gabungan
TNI.
Dia didukung Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada
Indonesia di Kawasan Timur TNI AL, Laksamana Pertama TNI Arie Soedewo, selaku
panglima Komando Satuan Tugas Laut Gabungan, Laksamana Pertama TNI Pramono Hadi
sebagai panglima Komando Satuan Tugas Gabungan Amfibi, dan Marsekal Pertama TNI
Dedy Nitakomara selaku panglima Komando Satuan Tugas Udara Gabungan.
Kemudian, Brigadir Jenderal TNI M Herindra (wakil
Komandan Kopassus TNI AD) selaku panglima Komando Satuan Tugas Gabungan Pasukan
Khusus, Brigadir Jenderal TNI (Marinir) Siswoyo Santoso (komandan Pasukan
Marinir 1 TNI AL) selaku komandan Pasukan Pendarat, Letnan Kolonel Infantri
Christian Tuheteru (komandan Brigade Infantri L 17/K) selaku panglima Komando
Satuan Tugas Gabungan Lintas Udara.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, TNI akan
muntahkan semua amunisi yang mereka miliki.” Ada beberapa tujuan yang ingin
diraih, mulai dari peningkatan profesionalitas personel, satuan, hingga efek
politis penggentar,” ujar Jenderal Moeldoko.
Mengingat sifatnya yang sudah dinyatakan secara terbuka
sebagai pre-emptive strike kepada kekuatan agresor, maka pemusnahan kekuatan
agresor sejak jauh dari wilayah darat Indonesia sangat menjadi andalan.
“Peluru kendali Yakhont akan diluncurkan dari kapal perang,
jarak jangkauannya sampai 300 kilometer dari titik peluncuran, itu sebagai
misal,” ujar Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, yang turut menyaksikan
pembukaan Latihan Gabungan 2014 Markas Besar TNI itu.
Satu lagi yang baru namun tidak mungkin bisa diikuti mata
telanjang adalah dog fight antara pesawat tempur TNI AU dengan pesawat tempur
agresor dari negara Musang itu.
Diskenariokan dalam latihan itu, dog fight
terjadi di selatan Pulau Jawa, dekat batas terluar zone ekonomi eksklusif
Indonesia.
“Peluru kendali yang baru kami miliki untuk Sukhoi
Su-27/30 MKI akan kami ujicoba. Ini pertama kalinya diujicoba dalam latihan
skala besar seperti ini,” kata Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI IB Putu Dunia.
(sumber: simomot.com dan detik.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar